Penulis adalah lulusan dari sekolah teologi yang memiliki kerinduan untuk menulis dan berbagi.

Friday, 16 September 2016

Spiritualitas Dalam Injil Matius



Arti Dan Makna Spiritualitas Dalam Injil Matius

Spiritualitas terkait dengan (Roh) Pneuma atau ruach, spirit yang mengandung makna menggerakkan, menguatkan manusia dan penggeraknya itu adalah Roh yaitu Roh Allah. Spiritualitas dalam Injil Matius adalah kesadaran akan kehadiran Ilahi yang senantiasa menyertai kehidupan manusia jika manusia tetap percaya dan beriman kepada Dia. Penyertaan Tuhan tidak akan berkesudahan sampai selama-lamanya bahkan sampai akhir zaman (Mat 28:20).[1]Spiritualitas juga dapat dimaknai sebagai penghayatan kehidupan rohani sama dengan kerohanian. Arti lainnya adalah relasi Allah dengan manusia dan reaksi manusia dengan sesama, serta relasi seseorang dengan ciptaan lainnya. Karena itu orang yang yang berspiritualitas hidupnya tidak terpisah dari Allah, dengan sesame dan ciptaan lainnya sehingga spiritualitas itu menjadi gaya hidup sebagai Tuhan Yesus yang memperlihatkan ketergantungan hidupnya untuk melakukan kehendak Allah. Menurut Matius spiritualitas Yesus adalah ketika di taman Getsemani yaitu adanya kesadaran antara Anak dan Bapa. Kehadiran dimaknai dalam bentuk perwujudan memelihara. Kehadiran Allah nyata di dalam pemeliharaannya secara universal. Sikap pemeliharaan Allah membawa manusia bergantung kepada Allah. Kehadiran Allah dalam Yesus Kristus memiliki spiritualitas hidup yang sempurna dan inilah inti dari spiritualitas.
Melalui Injil  Matius ini kita dapat mengambil refleksi bahwa kita bisa dikatakan memiliki spiritualitas jika kita sudah memiliki kesadaran yang benar akan Allah. Kesadaran itulah yang akan membawa kita ke dalam pertobatan yang benar, dan pertobatan tersebut akan melahirkan tindakan yang benar. Dengan kesadaran yang kita miliki itu akan memberikan kepada kita adanya kekuatan Allah yang selalu memelihara orang-orang yang percaya kepada Allah. Dengan demikian dapat dikatakan spiritualitas yang benar akan menghasilkan perubahan hidup yang benar. Sebagai orang yang dipakai Tuhan untuk melayani adalah dengan membangun kesadaran akan kehadiran Tuhan dan pemeliharaan-Nya. Jika hal ini sudah dilakukan itu berarti kita sudah mendapatkan bagaimana spiritualitas yang benar yang harus kita tunjukkan kepada orang lain. Dengan demikian orang-orang juga akan semakin percaya kepada Allah.


[1] Wolfgart Pannenberg, Christian Spirituality, (Philadelphia: Webminster, 1983), 14

No comments:

Post a Comment