Efesus 1:3-14
Sebesar Itulah Yang
Ditentukan Bagimu
I.
Pendahuluan
Dibagian atas perikop yakni ayat 1-2,
Paulus sebagaimana biasanya memberitahukan bahwa surat kepada jemaat di Efesus
ini ditulis oleh seorang Rasul “atas kehendak Allah” yakni Paulus sendiri.
Penekanan dirinya sebagai “rasul atas kehendak Allah” bukan untuk menyombongkan
diri, atau bersikap angkuh, melainkan untuk terus mengingatkan umat bahwa dia
adalah milik (hamba,utusan) Kristus, sekaligus menjadi kontrol bagi dirinya
bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk kemuliaan Kristus serta tetap sadar bahwa
kekuatan yang dia milikipun datangnya dari Kristus. Pemahaman demikian tentu
memiliki makna yang sangat dalam, disamping mengingatkan kita atas panggilan
Allah, juga mendorong kita sadar apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita untuk
kemudian kita berkarya bagi-Nya.
Sebuah pertanyaan yang kelihatannya
sederhana : sebesar itukah? atau sebesar
itulah? Mengajak kita untuk memahami serta melihat sesungguhnya didalam
kehidupan kita, apakah yang Allah buat hanya sebatas yang kita lihat dan
lakukan sekarang? atau sesungguhnya lebih, namun kita menutupinya atau
membuatnya tidak nyata bagi diri kita maupun orang lain.
II.
Penjelasan
Nats
Ayat 3-6 : Mengetengahkan mengenai berkat-berkat
yang kita terima sebagai umat percaya dari Allah Bapa
Sebuah pertanyaan yang kemudian muncul
menyangkut berkat Allah Bapa, dimana yang dimaksud adalah perbuatan besar apakah yang Bapa kita telah lakukan? Pada umumnya,
kita selalu terpaku untuk memahami tindakan-Nya dalam menciptakan alam semesta
yang sangat luar biasa ini. Itu memang benar, namun di sisi lain yang Rasul
Paulus mau singkapkan adalah bahwa “ di dalam Kristus, Ia ( Allah Bapa)
mengaruniakan ( eulogesas) kepada kita berkat rohani (berkat jasmani/materiil)
serta berkat sorgawi /dari sorga”. Ia mengaruniakan berlimpah-limpah “di dalam
Kristus”.
Pertanyaan berikut adalah : bagaimana Allah mengaruniakannya? Cara
berfikir Paulus dalam hal ini kembali ke hal yang begitu mendasar yakni
“pemilihan”, yaitu bahwa sejak semula Allah sudah memilih dan menentukan.
Adanya gereja dan persekutuan orang percaya di dunia ini, bukan atas kehendak
sendiri, tetapi Allah yang memilih, Allah yang berkenan memanggil (exelaxato).
Dari umat yang sesat dan terhilang ke dalam suatu persekutuan yang baru,
persekutuan kehidupan yang kekal dan pilihan itu Dia buat “dalam Kristus”, bukan diluarnya. Dia tidak
memilih kita oleh karena tindakan dan perbuatan kita, namun semata-mata oleh
kedaulatan-Nya sendiri. Panggilan yang dalam tersebut punya tujuan yakni
“supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya”.
Ayat 7-10 : Mengemukakan tentang berkat Allah yang
dinyatakan dalam Kristus
Dalam hal ini Paulus memulai dengan
karya besar Allah yang sungguh nyata di dalam Kristus yakni penebusan-Nya atas
umat manusia, melalui pengampunan dosa. Kata Yunani “Apolutrosis” ( penebusan) yang dipakai oleh Paulus memiliki dua
arti yakni pertama: penebusan dengan membayarkan uang sebagai
ganti hamba atau budak atas hukuman yang mereka terima
Kedua : penebusan
yang menjadikan kita menjadi milik Allah (bnd.Ayat 14). Jadi tindakan Allah
menebus tersebut membebaskan dan menebus kita dari hukuman, kutuk, iblis dan
dosa. Penebusan yang Yesus Kristus lakukan itu sudah terjadi dan nyata, jadi
bukan pada akhir zaman nanti ( di kedatangan yang kedua kalinya ), melainkan
sudah terjadi ketika kita percaya kepada-Nya.
Disamping iu, Paulus juga sedang
berbicara tentang “rahasia kehendak Allah” yang dinayatakan dalam Kristus.
Rahasia kehendak Allah itu adalah dalam mana kehendak Allah dinyatakan,
tersingkap, terungkap, menjadi jelas bagi umat keseluruhan. Rahasia itu
bertujuan untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di bumi dan di sorga,
malaikat dan manusia, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan di dalam Dia,
karena Dia adalah KEPALA
Ayat 11-14 : Membicarakan
tentang Berkat Allah yang dimateraikan oleh Roh Kudus
Paulus sebagaimana panggilan
kerasulannya yang khusus mengugkapkan satu kenyataan bahwa melalui karya
pemilihan Allah, penebusan-Nya di dalam Kristus, dan pemateraian oleh Roh Kudus
menjadi semacam jaminan bagi umat percaya akan keselamatan yang
dianugrahkan-Nya. Sering orang mempertanyakan bahkan mengelompokkan, apakah
hanya orang Yahudi saja yang selamat, atau ikutkah bangsa lain diselamatkan?
Paulus kemudian memberikan penjelasan yang detail bahwa panggilannya sebagai
rasul kepada bangsa non-Yahudi, dan itu merupakan cara Allah bagaimana mereka
mendengar dan menerima Firman melalui
pemberitaan firman, mereka menjadi percaya. Berdasarkan pemikiran tersebut,
maka pemahaman kita sekarang, pemateraikan oleh Roh Kudus untuk menyatakan
bahwa transaksi sudah selesai, kita telah menjadi milik Allah, ketika kita
percaya meskipun kita bukan Yahudi, dan terjamin dilindungi. Sekarang Roh Kudus
diam di dalam kita.
Seperti
pada Ayat 13-14, ada pergeseran pada bagian ini
dari “kita” kepada acuan langsung “kamu”. Apa yang diakui dalam pujian orang
kristen Yahudi juga diterapkan kepada pendengar yang terdiri dari orang kristen
bukan Yahudi. Dalam Kristus, pembaca juga mendengar sabda kebenaran (kol.1:5),
yang disini dirumuskan sebagai injil keselamatan. Sesudah percaya dalam
Kristus, mereka dimaterai oleh Roh Kudus yang dijanjikan, ini barangkali
mengacu pada baptisan. Roh ini adalah penjamin dari pewarisan yang telah
direncanakan Allah bagi mereka, bahwa
mereka akan mengambil bagian dalam penebusan, semua demi pujian
kemuliaan Allah.
III.
Refleksi
Bahwa Allah memberikan anugrah yang
melimpah-limpah di dalam kehidupan kita, ternyata itu sungguh nyata. Dia
memberikan kita berkat rohani untuk dapat mendengar, melihat, mempercayai,
bahwa Allah atas semesta berkarya terus di atas bumi ini hingga saat ini dan
masa yang akan datang.
Bahwa penebusan Kristus bagi kita adalah
ya dan amin. Dalam penebusan itu, kita mengalami kebebasan, kemerdekaan, tidak
diikat atau dijerat oleh kuasa maut, tetapi menjadi anak-anak Allah yang
memperoleh jaminan (bnd.1 Kor 6:20).
Keberadaan Roh Kudus didalam kehidupan
kita, mestinya tidak membuat kita bagi lagi sangsi atau ragu, takut terhadap
bahaya, apalagi menyatakan mungkin Allah
akan menarik kembali janji-Nya, atau murka dan hal lainnya. Allah kita adalah
Allah yang setia, yang bahkan oleh topangan Roh Kuduslah kita bisa tetap ada
dan mempercayai, mengimani, berkarya dan berbuat di dalam Dia. Amin
No comments:
Post a Comment