Penulis adalah lulusan dari sekolah teologi yang memiliki kerinduan untuk menulis dan berbagi.

Friday, 16 September 2016

KOTBAH, Efesus 1:3-14




Efesus 1:3-14
Sebesar Itulah Yang Ditentukan Bagimu

I.       Pendahuluan
Dibagian atas perikop yakni ayat 1-2, Paulus sebagaimana biasanya memberitahukan bahwa surat kepada jemaat di Efesus ini ditulis oleh seorang Rasul “atas kehendak Allah” yakni Paulus sendiri. Penekanan dirinya sebagai “rasul atas kehendak Allah” bukan untuk menyombongkan diri, atau bersikap angkuh, melainkan untuk terus mengingatkan umat bahwa dia adalah milik (hamba,utusan) Kristus, sekaligus menjadi kontrol bagi dirinya bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk kemuliaan Kristus serta tetap sadar bahwa kekuatan yang dia milikipun datangnya dari Kristus. Pemahaman demikian tentu memiliki makna yang sangat dalam, disamping mengingatkan kita atas panggilan Allah, juga mendorong kita sadar apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita untuk kemudian kita berkarya bagi-Nya.
Sebuah pertanyaan yang kelihatannya sederhana : sebesar itukah? atau sebesar itulah? Mengajak kita untuk memahami serta melihat sesungguhnya didalam kehidupan kita, apakah yang Allah buat hanya sebatas yang kita lihat dan lakukan sekarang? atau sesungguhnya lebih, namun kita menutupinya atau membuatnya tidak nyata bagi diri kita maupun orang lain.

II.    Penjelasan Nats
Ayat  3-6 : Mengetengahkan mengenai berkat-berkat yang kita terima sebagai umat percaya dari Allah Bapa
Sebuah pertanyaan yang kemudian muncul menyangkut berkat Allah Bapa, dimana yang dimaksud adalah perbuatan besar apakah yang Bapa kita telah lakukan? Pada umumnya, kita selalu terpaku untuk memahami tindakan-Nya dalam menciptakan alam semesta yang sangat luar biasa ini. Itu memang benar, namun di sisi lain yang Rasul Paulus mau singkapkan adalah bahwa “ di dalam Kristus, Ia ( Allah Bapa) mengaruniakan ( eulogesas) kepada kita berkat rohani (berkat jasmani/materiil) serta berkat sorgawi /dari sorga”. Ia mengaruniakan berlimpah-limpah “di dalam Kristus”.
Pertanyaan berikut adalah : bagaimana Allah mengaruniakannya? Cara berfikir Paulus dalam hal ini kembali ke hal yang begitu mendasar yakni “pemilihan”, yaitu bahwa sejak semula Allah sudah memilih dan menentukan. Adanya gereja dan persekutuan orang percaya di dunia ini, bukan atas kehendak sendiri, tetapi Allah yang memilih, Allah yang berkenan memanggil (exelaxato). Dari umat yang sesat dan terhilang ke dalam suatu persekutuan yang baru, persekutuan kehidupan yang kekal dan pilihan itu Dia buat  “dalam Kristus”, bukan diluarnya. Dia tidak memilih kita oleh karena tindakan dan perbuatan kita, namun semata-mata oleh kedaulatan-Nya sendiri. Panggilan yang dalam tersebut punya tujuan yakni “supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya”.

Ayat 7-10 : Mengemukakan tentang berkat Allah yang dinyatakan dalam Kristus
Dalam hal ini Paulus memulai dengan karya besar Allah yang sungguh nyata di dalam Kristus yakni penebusan-Nya atas umat manusia, melalui pengampunan dosa. Kata Yunani “Apolutrosis” ( penebusan) yang dipakai oleh Paulus memiliki dua arti yakni pertama:  penebusan dengan membayarkan uang sebagai ganti hamba atau budak atas hukuman yang mereka terima
Kedua : penebusan yang menjadikan kita menjadi milik Allah (bnd.Ayat 14). Jadi tindakan Allah menebus tersebut membebaskan dan menebus kita dari hukuman, kutuk, iblis dan dosa. Penebusan yang Yesus Kristus lakukan itu sudah terjadi dan nyata, jadi bukan pada akhir zaman nanti ( di kedatangan yang kedua kalinya ), melainkan sudah terjadi ketika kita percaya kepada-Nya.
Disamping iu, Paulus juga sedang berbicara tentang “rahasia kehendak Allah” yang dinayatakan dalam Kristus. Rahasia kehendak Allah itu adalah dalam mana kehendak Allah dinyatakan, tersingkap, terungkap, menjadi jelas bagi umat keseluruhan. Rahasia itu bertujuan untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di bumi dan di sorga, malaikat dan manusia, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan di dalam Dia, karena Dia adalah KEPALA

Ayat 11-14 : Membicarakan tentang Berkat Allah yang dimateraikan oleh Roh Kudus
Paulus sebagaimana panggilan kerasulannya yang khusus mengugkapkan satu kenyataan bahwa melalui karya pemilihan Allah, penebusan-Nya di dalam Kristus, dan pemateraian oleh Roh Kudus menjadi semacam jaminan bagi umat percaya akan keselamatan yang dianugrahkan-Nya. Sering orang mempertanyakan bahkan mengelompokkan, apakah hanya orang Yahudi saja yang selamat, atau ikutkah bangsa lain diselamatkan? Paulus kemudian memberikan penjelasan yang detail bahwa panggilannya sebagai rasul kepada bangsa non-Yahudi, dan itu merupakan cara Allah bagaimana mereka mendengar dan  menerima Firman melalui pemberitaan firman, mereka menjadi percaya. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pemahaman kita sekarang, pemateraikan oleh Roh Kudus untuk menyatakan bahwa transaksi sudah selesai, kita telah menjadi milik Allah, ketika kita percaya meskipun kita bukan Yahudi, dan terjamin dilindungi. Sekarang Roh Kudus diam di dalam kita.
Seperti pada Ayat 13-14, ada pergeseran pada bagian ini dari “kita” kepada acuan langsung “kamu”. Apa yang diakui dalam pujian orang kristen Yahudi juga diterapkan kepada pendengar yang terdiri dari orang kristen bukan Yahudi. Dalam Kristus, pembaca juga mendengar sabda kebenaran (kol.1:5), yang disini dirumuskan sebagai injil keselamatan. Sesudah percaya dalam Kristus, mereka dimaterai oleh Roh Kudus yang dijanjikan, ini barangkali mengacu pada baptisan. Roh ini adalah penjamin dari pewarisan yang telah direncanakan Allah bagi mereka, bahwa  mereka akan mengambil bagian dalam penebusan, semua demi pujian kemuliaan Allah.

III.  Refleksi
Bahwa Allah memberikan anugrah yang melimpah-limpah di dalam kehidupan kita, ternyata itu sungguh nyata. Dia memberikan kita berkat rohani untuk dapat mendengar, melihat, mempercayai, bahwa Allah atas semesta berkarya terus di atas bumi ini hingga saat ini dan masa yang akan datang.
Bahwa penebusan Kristus bagi kita adalah ya dan amin. Dalam penebusan itu, kita mengalami kebebasan, kemerdekaan, tidak diikat atau dijerat oleh kuasa maut, tetapi menjadi anak-anak Allah yang memperoleh jaminan (bnd.1 Kor 6:20).
Keberadaan Roh Kudus didalam kehidupan kita, mestinya tidak membuat kita bagi lagi sangsi atau ragu, takut terhadap bahaya, apalagi menyatakan mungkin Allah akan menarik kembali janji-Nya, atau murka dan hal lainnya. Allah kita adalah Allah yang setia, yang bahkan oleh topangan Roh Kuduslah kita bisa tetap ada dan mempercayai, mengimani, berkarya dan berbuat di dalam Dia. Amin

No comments:

Post a Comment