Ibrani 2:10-18
Tema : Penderitaan Membawa Keselamatan
Penderitaan
sering sekali menerpa kehidupan orang Kristen. Baik itu didalam keluarga, diri
sendiri maupun masyarakat. Tetapi didalam penderitaan ini kita lupa bahwa
penderitaan ini membawa kita kedalam keselamatan. Yang dimana Yesus mati dikayu
salib untuk menebus dosa manusia, dan ia mau sama dengan manusia bahkan dia
dikatakan lebih rendah daripada malaikat-malaikat. Yang menjadi persoalan bagi
kita manusia, apakah kita mau lebih rendah daripada saudara-saudara kita? kita
akan melihat beberapa poin yang harus dibahas.
A.
Pemberitaan
Tuhan dengan pujian-pujian
Dalam Ayat 10, menjelaskan tentang
penderitaan yang dialami boleh saja dikatakan bersamaan dengan ucapan syukur.
Ucapan syukur dapat dilakukan dengan menaikkan pujian. Alasan ucapan syukur dan
pujian adalah:
-
Allah yang membawa banyak orang kepada
Kemuliaan. Untuk membawa manusia yang penuh dosa masuk kedalam kemuliaan yang
sebenarnya telah dihilangkan, tanpa ditemukan kembali, maka Allah menyediakan
bagi manusia seorang Juruselamat (Yes 53:12; Mrk 10:45)
-
Menyempurnakan Yesus melalui
kematian-Nya, agar menjadi Juruselamat manusia.
-
Yesus yang meminpin mereka kepada
keselamatan dengan penderitaan. Yesus adalah kepala dari persekutuan yang
diselamatkan, yaitu mereka percaya kepada Kristus (Yoh 17:2).
B.
Sebab
Ia yang Menguduskan dan Mereka Yang Dikuduskan.
Dalam
Ayat 11 dikatakan: sebab Ia yang
menguduskan dan mereka yang dikuduskan. Ia datang kedunia untuk menguduskan
orang yang berdosa. Karena pada hakekatnya bahwa Yesus itu adalah Kudus sehingga
hanya Dia yang mampu menguduskan manusia. Dalam (Kejadian 3): jelas dikatakan
bahwa dari situlah awalnya manusia jatuh kedalam dosa. Dan pada saat itulah
manusia mulai menderita karena manusia melakukan dosa. Oleh karena itu maka Allah
memberikan kepada manusia Juru selamat yaitu Yesus Kristus agar semua yang
berdosa akan dikuduskan oleh-Nya. Dalam ayat ini juga mengatakan bahwa mereka
semua berasal dari satu, inilah sebabnya Dia tidak malu menyebut mereka
saudara-Nya, bukan hanya sebatas saudara bahkan lebih dari itu.
Dalam
kemanusiaan-Nya Yesus kesetaraan orang-orang yang percaya yakni yang telah dikuduskan
dengan yang menguduskan. Yang dimana semuannya itu berasal dari satu, yaitu
Allah Bapa yang di Sorga Khalik langit dan bumi. Hingga saat ini, semua
pengikut Yesus pasti pernah mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan
rintangan yang sering sampai kepada penderitaan. Dalam hal inilah yesus
mengingatkan semua anak-anak-Nya ketika menghadapi berbagai pergumulan tersebut
datang dan dihadapi bersama-sama dengan Yesus, karena bersama Yesus pasti ada
solusi. Orang yang tidak mampu memaknai penderitaan dalam kehidupannya termasusk
kepada manusia yang hidup tanpa makna, hampa, gersang, merasa tidak memiliki
tujuan hidup, bosan dan apatis. Sebagai orang yang telah diselamatkan melalui
penderitaan Yesus, sebenarnya diberikan kemampuan kepada kita untuk memaknai
hidup dalam penderitaan dengan hubungan yang dekat, akrab bahkan menyatu dengan
Yesus, sehingga apapun yang terjadi bagi kita tidak pernah dihadapi sendiri
tetapi selalu bersama-sama dengan Dia.
C.
Yesus
memusnahkan Iblis
Karena
mereka yang akan ditebus oleh Kristus adalah darah dan daging (maksudnya:
manusia), Yesus juga harus menjadi darah dan daging. Karena hanya sebagai
manusia yang sejati yang dapat memenuhi syarat untuk menyelamatkan umat manusia
dari kuasa iblis. Kristus mati untuk menghancurkan kuasa iblis atas orang-orang
percaya (bd. 1 Yoh 3:8) serta membebaskan mereka dari ketakutan akan kematian
(Why 1:18) dan menjanjikan hidup kekal bersama Allah (Yoh 17:3). Oleh sebab
itu, orang-orang yang Ia sebut anak itu adalah makhluk manusia yang dapat mati,
maka Yesus sendiri menjadi sama dengan mereka dan hidup dalam keadaan manusia.
Ia berbuat seperti itu, supaya dengan kematian-Nya Ia dapat menghancurkan iblis
yang menguasai kematian.
D.
Disamakan
dengan manusia/ belas kasihan/ setia/ mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Ayat 16-18. Didalam Ayat ini yang
menjadi pokok utama adalah Pelayanan Kristus selaku Imam Besar. Didalam jabatan
ini kembali yang dilihat adalah keadaan Yesus sebagai manusia. Dia melayani dan
memberikan pertolongan kepada manusia dengan cara disamakan kepada
saudara-saudara-Nya. Hal ini dapat Ia lakukan sebagai saudara sulung dan
pemimpin keselamatan mereka. Sifat menolong dalam fungsi sebagai Imam Besar adalah
Belas kasihan (eleemon) dan setia (pistos). Terhadap manusia Kristus penuh
belas kasihan, terhadap Allah Dia setia. Sesungguhnya, Kemurahan dan Kebenaran bersatu
didalam diri-Nya. Kesetian-Nya tampak didalam teguh-Nya ketika mengalami
pencobaan yang merupakan bagian dari penderitaan-Nya. Kini Dia dapat memberi
pertolongan kepada semua orang yang dicobai, sebab Dia lebih dulu dicobai dan selaku
kita manusia Dia mengetahui segala kebutuhan kita dan Dia adalah Allah yang
mampu mendamaikan seluruh Bangsa (1 Yoh 2:2,
4:10).
Refleksi
Yang menjadi Refleksi bagi kita
adalah yang dimana penderitaan itu datangnya dari manusia, karena manusia lah
penyebab penderitaan itu. Penderitaan ini muncul ketika Adam dan Hawa melanggar
perintah dari Allah. Tetapi Allah itu maha kasih dan penyayang, sehingga Dia mengorbankan
Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Bahkan Dia harus setara dengan
manusia, padahal Yesus adalah orang yang sempurna dan tidak bercela, tetapi
demi Anak-Nya yang dia kasihi Dia mampu menjadi sama dengan manusia, karena manusia
itu adalah darah dan daging, maka Yesus harus sama dengan dara dan daging (sama
dengan manusia). dalam hal inilah yesus harus menderita dan harus menguduskan
orang yang berdosa, oleh karena itu penderitaan yang kita alami pada saat ini
awal dari keselamatan kita. Karena siapa yang tidak pernah mengalami
penderitaan maka tidak hidup, dan tidak tau arah tujuan hidupnya. Maka dari itu
kita harus mengatakan keapada penderitaan selamat datang didalam hidupku.
No comments:
Post a Comment