Jemaat
Korintus telah dipenuhi oleh kehidupan Tuhan untuk melayani sesama, sebagaimana
Kristus melayani manusia dalam terang anugrah-Nya. Mereka telah memberikan diri
dalam kehidupan bersama Tuhan ditengah-tengah persekutuan orang percaya atau
gereja. Orang-orang Korintus memberi dirinya untuk memenuhi panggilan dalam
babtisan kudus. Ketika anggota jemaat datang beribadah, susungguhnya ada yang
dalam duka dan tangis, namun Paulus dengan keyakinan yang kokoh menekankan
bahwa Allah ada ditengah-tengah kamu. Ada cinta kasih, sukacita dan harapan
dalam kehidupan orang percaya. Hal-hal itulah yang menjadi buah dari Roh Kudus.
Ada anugrah spritualitas yang diberikan kepada jemaat supaya mereka memberikan
pelayanan yang satu dengan yang lain dan menerima pelayanan satu sama lainnya.
Jadi penjelasan akan anugrah pelayanan ini menunjukkan adanya kemampuan dan
kharisma di tengah-tengah jemaat, namun hal itu harus diimani sebagai pemberian
Roh Tuhan kepada jemaat. Paulus menyadari bahwa hidup didalam Tuhan, masih
tetap dalam keterbatasan, masih tetap menjadi korban keadaan, masih tetap
dikuasai oleh kesempatan-kesempatan dan perubahan-perubahan kehidupan manusia,
masih tetap dalam tubuh manusia yang fana dengan segala kelemahan dan
penderitaannya. Namun hidup yang dari Tuhan itu berproses mengubah kita hari
demi hari dalam perjalanan iman kita.
Penjelasan
Perikop ini menggambarkan bahwa
Allah turut bekerja melalui pelayanan orang-orang yang dipanggil dalam
pelayanan gereja-Nya. Pekerjaan itu tentunya adalah melakukan perubahan di
dalam manusia batiniah. Jadi kita bisa melihat disini hubungan antara kehidupan
di dalam Tuhan sebagai tugas melayani untuk membawa perubahan. Jadi ada
beberapa hal yanng perlu kita lihat dari teks ini dalam kaitan di atas yaitu:
1.
Pelayanan
itu adalah keyakinan yang kuat
Sebagaimana
tertulis dalam ayat 13, Rasul Paulus mengutipnya dari PL, Mazmur 116:3,10 Daud
berbicara tentang jerat kematiaannya ( Ayat 3 ), namun Daud berseru kepada
Tuhan dan telah diselamatkan. Dia percaya didalam Tuhan dan tidak akan
dipermalukan. Jadi Mazmur ini muncul dari dalam batin sebagai pengalaman iman
pribadi Daud yang terus hidup dan menjadi keyakinan diri dalam melakukan tugas
pelayanan sehari-hari untuk Tuhan. Rasul Paulus setelah merenungkan Mazmur ini,
merefleksikan pengalaman imannya dalam melayani jemaat Korintus. Kematian
akibat pelayanannya mengancam kehidupannya, namun Allah yang sama bekerja untuk
Daud telah menyelamatkannya dan melalui pelanannya membawa kehidupan yang dari
Tuhan Yesus kepada jemaat Korintus. Ada keyakinan atau spirit yang sama melihat
apa yang terjadi dalam pelayanan yaitu Allah turut bekerja dalam membawa
perubahan. Ada keyakinan bahwa Roh yang sama bekerja untuk menyelamatkan
umat-Nya ( Ayat 13 ). Keyakinan iman yang kuat seperti ini muncul dalam diri
Musa, Raja Daud, Paulus, Jemaat Korintus maupun didalam banyak keyakinan
orang-orang percaya hingga saat ini.
2.
Pelayanan
itu adalah suatu pengharapan
Pada ayat 14,
Rasul Paulus telah membicarakan tentang keyakinannya yang kuat, dalam hal ini
ditandai dengan suatu jaminan yang besar. Dengarlah firman-Nya, “kita tahu, Allah yang telah membangkitkan
Tuhan Yesus”, katanya. Jaminan ini yangb membuatnya berbicara. Apa yang
sebenarnya sedang dia bicarakan? Intinya adalah bahwa kematian bukanlah akhir
dari existensi seseorang.Pada ayat 14 ini, Paulus hendak menunjukkan dua arah
percakapan yaitu melihat kebelakang dan memandang kedepan. Paulus
memperlihatkan karya Tuhan yang telah berlalu dengan membangkitkan Tuhan Yesus
( melihat kebelakang ) dan mengarahkan pandangan yang akan terjadi ke depan
yaitu dimana Allah juga akan membangkitkan kita dengan Yesus dan yang akan
membawa kita dihadapan-Nya.
Yesus telah
bangkit memulai era baru dalam keselamatan manusia, ada satu gerakan yang
menjadi awal dari yang sempat berhenti, mulai berkobar-kobar, keputusasaan
berubah menjadi kepastian, dukacita menjadi sukacita, ketakutan menjadi keberanian
bersama Tuhan yag bangkit. Semuanya itu bukanlah akhir dari segalanya melainkan
awal dari pengharapan yang akan kita terima kelak dalam kesempurnaannya.
Pelayanan orang percaya atau pelayanan gereja terletak dalam spirit kebangkitan
yang menjadi harapan akan kehidupan yang sesungguhnya.
3.
Pelayanan
suatu ucapan syukur
Pada ayat 15,
Paulus hendak menunjukkan bahwa semua pelayanan yang dilakukan bahkan semua
penderitaan yang dialami akibat dari pelayanan tersebut dipahami dalam mata
iman sebagai anugrah Tuhan. Anugrah itu akan menjamah banyak orang dan semakin
bertambah yang menerimanya mulai dari Yerusalem, Yudea dan Samaria sertta ke
seluruh ujung bumi ini. Anugrah itu ditunjukkan kepada manusia berdosa. Dan
setelah manusia menerima perubahan batin dalam anugrah Tuhan, maka ungkapan
rasa syukur akan melimpah kepada kemuliaan Tuhan sebagai sumber dari anugrah
tersebut.
4.
Pelayanan
sebagai proses pembaharuan yang terus menerus ( Ayat 16-Psl 5:1 )
Dibagian
ini Paulus membentangkan rahasia perubahan itu yang terus-menerus, dan ynag
membutuhkan ketabahan hati. Ada beberapa penekanan disini, yang pertama bahwa tubuh yang jasmani ini secara nyata akan
menurun, namun jiwa atau rohani seseorang harus tetap bertumbuh semakin kuat.
Ada satu bait puisi yang mengatakan “ biarlah
aku tumbuh dengan indah menjadi tua” . Dipandang dari segi jasmani bahwa
perjalanan hidup kita bagaikan perjalanan menurun hingga ke dasar tanah
bagaikan gerak menuruni tebing menuju kematian. Namun dipandang dari sisi
rohani, perjalanan kita sedang mendaki bukit menuju ke hadirat Allah. Yang kedua, Rasul Paulus yakin bahwa
tidak dapat dibandingkan antara penderitaan yang dialami di dunia ini dengan
kemuliaan yang akan diterima bersama Bapa dalam kemuliaan-Nya. Paulus memiliki
jaminan bahwa Allah tidak pernah mengingkari segala janji-Nya. Yang ketiga, sehubungan dengan hal
pertama dan kedua bahwa dalam menjalani proses perubahan itu mata setiap orang
seharusnya tidak tertuju pada hal-hal yang kelihatan melainkan kepada yang
tidak kelihatan. Hal-hal yang kelihatan
yakni semua yang bersentuhan dengan kita tidak dapat dijadikan sebagai pusat
perhatian kita, melainkan hal-hal yang tidak kelihatan yaitu beriman dalam anugrah keselamatan Tuhan
yang sedang menghantarkan kita kepada kehidupan bersama-Nya menjadi pusat
perhatian kita.
Hal
yang pasti sebagaimana janji Yesus sebelum naik ke sorga, yang tertulis dalam
ps. 5:1 “ Allah telah menyediakan suatu
tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang keka;, yang
tidak dibuat oleh tangan manusia”.
I.
Penutup
Pembaharuan batin dalam
pengertian spiritualitas/kerohanian kita dalam perikop ini mengingatkan kita
akan beberapa hal, antara lain:
1. Kita
hidup dalam waktu yang sedang berjalan menuju kesempurnaan di dalam Tuhan.
Dalam perjalanan itu Allah sedang bekerja untuk kita melalui tugas pelayanan
yang berfokus pada kehidupan Tuhan Yesus
2. Pelayanan
itu harus dimaknai dalam keyakinan yang kuat. Biasanya keyakinan yang kuat
mengarahkan kita kepada kesetiaan apapun resikonya. Pelayanan itu merupakan
bagian dari pengharapan kita. Perjalanan kita secara jasmani bisa semakin
nmenurun tapi kita sedang menelusuri perjalanan pengharapan jiwa yang mendaki
sampai kepada hadirat Tahta kemuliaan Allah. Untuk itu jangan kendor dan
tabahlah dalam segala penderitaan.
3. Allah
telah menyediakan tempat dalam Tahta-Nya kepada kita. Hal ini menjadi jaminan
Tuhan bagi orang percaya. Sesuatu yang tidak kelihatan, namun menjadi janji
kepastian yang akan dipenuhi oleh Allah sendiri. Pusatkanlah perhatian kita
pada janji Tuhan yang begitu kuat. Amin
No comments:
Post a Comment